-->
Makalah Kelompok Dan Tim dalam Organisasi

Makalah Kelompok Dan Tim dalam Organisasi

Makalah Kelompok Dan Tim dalam Organisasi

Kelompok Dan Tim dalam Organisasi

Latar Belakang
Organisasi adalah suatu sistem yang dirancang untuk dapat mencapai tujuan yang telah dikehendaki. Organisasi sering dikatakan sebagai tempat dari upaya pencapaian kerjasama tim dalam meraih tujuan. Dalam usaha pencapaian tujuan organisasi, permasalahan yang dihadapi bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat–alat kerja, mesin–mesin produksi, lingkungan kerja dan sumber daya manusia saja, tetapi juga menyangkut kerjasama tim. Tujuan suatu organisasi tidak dapat terwujud tanpa peran aktif dari karyawan dan tim yang solid. Menurut Daft (2003:12) definisi resmi untuk organisasi (organization) adalah entitas sosial yang diarahkan dengan tujuan dan dengan penuh pertimbangan. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai kelompok dan tim dalam organisasi secara lebih jelas lagi.

Rumusan Masalah
  1. Bagaimanakah definisi dari kelompok?
  2. Bagaimanakah klasifikasi dari kelompok?
  3. Bagaimanakah fase pembentukan kelompok?
  4. Bagaimanakah tim dalam organisasi?
  5. Bagaimanakah kerja sama dalam membangun tim yang efektif?


Tujuan
  1. Mengetahui definisi dari kelompok
  2. Mengetahui klasifikasi dari kelompok
  3. Mengetahui fase pembentukan kelompok
  4. Mengetahui tim dalam organisasi
  5. Mengetahui kerja sama dalam membangun tim yang efektif



Definisi Kekompok
Kelompok merupakan kumpulan dari dua individu atau lebih yang berinteraksi secara nyata sehingga membentuk satu kesatuan dan saling bergantung untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap individu bergabung dalam kelompok karena sadar bahwasanya dalam mencapai tujuan apabila dilakukan sendiri pasti akan sulit dan bahkan dapat memakan waktu yang lama tercapainya. Selain itu, bergabung dalam kelompok juga dapat memuaskan kebutuhan seseorang dan bisa mendapatkan reward sosial. Banyaknya jumlah anggota dalam kelompok dapat mempengaruhi interaksi dan keputusan yang akan diambil atau dibuat oleh kelompok tersebut. Keputusan kelompok akan efektif apabila dalam penentuan keputusannya ditentukan oleh 5-10 orang. 
Kohesivitas kelompok merupakan derajat yang anggota kelompok saling menyukai, memiliki tujuan yang sama, dan ingin selalu mendambakan kehadiran anggota lain. Biasanya, kohesivitas ini dikaitkan dengan produktivitas kelompok.  Namun, kohesivitas tidak selalu mempunyai dampak yang positif saja, melainkan ada dampak negatifnya juga. Hal ini dikarenakan bahwa anggota dapat merasa tertekan jika harus selalu menyesuaikan diri terhadap norma-norma yang ada di dalam kelompok.
Berikut adalah beberapa pengertian dari kelompok.
W. H. Y. Sprott memberikan pengertian kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lainnya.
Kurt Lewin berpendapat bahwa “The essence of a group is not the similarity or dissimilarity of its members but their independence”
H. Smith menyebutkan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar persamaan persepsi.
Kelompok adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain saling berinteraksi dalam mencapai tujuan bersama. 
Dari beberapa uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdiri atas sekelompok atau sekumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama dalam suatu wadah tertentu.


Klasifikasi Kelompok
Dari banyaknya teori yang menyatakan tentang pembentukan kelompok, terdapat beberapa bentuk yang dikemukakan diantaranya: 
1.) Kelompok primer (Primary Group)
Yang pertama kali merumuskan dan menganalisi suatu kelompok primer ini adalah Charles H. Cooley. Didalam bukunya ia menuliskan “ By primay group i mean those characterized by ntimate, face-to association and cooperation. They are primary in several sense, but chiefly in that they are fundamental in forming the social nature and ideals of teh individual.” Artinya yang dimaksud dengan kelompok-kelompok primer itu adalah kelompok yang disifati dengan adanya keakraban, kerja sama dan hubungan tatap muka. Mereka utama dalam beberapa pengertian, tetapi pada pokoknya, merekamerupakan dasar dalam pembentukan sifat sosial dan cita-cita individu.  
Sebenarnya konsep kelompok primer ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari pendapat George Homans. Di dalam bukunya yang berbunyi “A number of persons who communicate with one another often ofer a span of time, and who ae few enough so that each person is able to communicate with all the other, not at secondhad , through other people, but face to face.” Yang berarti sejumlah orang yang terdiri dari beberapa yang acapkali berkomunikasi dengan lainnya melampaui rentang kendali waktu, sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung bertatap muka dengan lainnya dan tidak melalui perantara. 
Istilah kelompok kecil (small group) atau kelompok primer (primary group) sering dipakai silih berganti. Namun seacara teknis ada perbedaannya yakni,kelompok kecil hanya untuk dihubngkan dengan suatu kriteria ukuran jumlah anggota kelompok, yakni kecil, dan tidak diikuti dengan spesifikasi berupa jumlah yang tepat. Sedangkan kelompok primer harus mempunyai spesifikasi berupa perasaan kekraban, kebersamaan, loyalitas dan mempunyai tanggapan yang sama atas nilai-nilai dari anggotanya. Dengan demikian kelompok primer merupakan kelompok kecil ukurannya, tetapi tidak semua kelompok kecil merupakan kelompok primer. Contohnya keluarga, kolega, dan lain-lain.

2.) Kelompok formal dan informal
Kelompok formal adalah suatu kelompok yang sengaja dibentuk untuk bisa melaksanakan suatu tugas tetentu. Dan anggota-anggotanya biasanya diangkat oleh organisasi. Tetapi tidak harus diangkat oleh organisasi melainkan mereka yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas tertentu maka itu merupakan sebuah bentuk kelompok formal. Contohnya seperti panitia atau komite,  unit-unit kerja tertentu seperti bagian, laboratorium riset dan pengembangan, tim manajemen, dan lain-lain.Dalam kelompok formal terdiri dari atas:
ᐉ Kelompok komando.
Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasi dan dibentuk oleh organisasi formal. Yang didalamnya terdiri individu-individu yang melapor langsung ke manajer tertentu. Kelompok ini ditentukan oleh bagan organisasi dan melaksanakan tugas-tugas rutin organisasi . dan didalamnya ada bawahan yang melapor dan tanggung jawab secara langsung kepada manajer tertentu.
ᐉ Kelompok tugas 
juga ditentukan atau dibentuk oleh organisasi formal , yang menunjukkan mereka yang bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan pekerjaan. Kelompok ini kerja tidak terbatas pada atas heirarkis langsung. Kelompok ini dapat memiliki hubungan lintas komando. Dan kelompok ini terdiri atas bawahan yang melapor dan bertanggungjawab secara langsung kepada pimpinan tertentu. 

Kelompok informal adalah suatu kelompok yang tumbuh karena adanya interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Anggota kelompok informal ini tidak diatur dan tidak dipilih secara resmi karena kelompok ini akan terbentuk dengan sendirinya karena adanya daya tarik antar individu. Kelompok ini sering berkembang didalam kelompok formal, karena adanya bebereapa anggota yang mempunyai pendapat yang sama atau nilai yang sama. Kelompok informal terdiri atas:
᥆ Kelompok persahabatan.
Kelompo persahabatan terbentuk karena adanya kesamaan suatu hal seperti hobi, status perkawinan, jeis kelamin, latar belakang, pandangan politik, dan lain-lian.
᥆ Kelompok kepentingan.
Kelompok kepentingan ini adalah kelompok yang berafiliasi untuk mencapai sasarn yang sama, sasaran jenis ini tidak berkaitan dengan tujuan organisasi, tetapi semata-mata untuk mencapai kepentingan kelompok itu sendiri.  

3.) Kelompok terbuka dan tertutup
Kelompok terbuka adalah suatu kelompok yang mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaharuan. Sedangkan kelompok tertutup adalah kecil kemungkinannya menerima perubahan,atau mempunyai kecenderungan tetap menjaga kestabilan. Kelompok terbuka berbeda dengan kelompok tertutup dapat dilihat dari empat dimensi diantaranya:
  1. Perubahan keanggotaan kelompok.
  2. Kerangka referensi.
  3. Perspektif waktu.
  4. Keseimbangan. 

Contoh dari klasifikasi kelompok terbuka adalah kepanitiaan dalam organisasi yang terbatas waktu kerjanya dan anggotanya dapat diganti tiap satuan waktu tertentu. Selain itu, contoh lainnya adalah kelompok kerja mahasiswa seperti Senat Mahasiswa, Dewan Eksekutif Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan, dan lain sebagainya. Sedangkan, contoh dari kelompok tertutup adalah Dewan Direktur (Board of Director).


Fase Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok pada dasarnya merupakan suatu rangkaian proses dan fase pembentukan. Dari pembentukan kelompok tersebut terdapat beberapa fase diantaranya
Forming
Forming atau pembentukan. Fase ini merupakan fase awal yaitu keadaan ketidakpastian akan tujuan struktur dan kepemimpinan kelompok yang harus dihadapi. Fase ini akan berakhir pada saat para anggota memulai berfikir bahwa mereka adalah bagian dari sebuah kelompok tersebut.
Storing
Storing atau merebut hati. Fase ini ditandai oleh adanya konflik intra kelompok titik anggota menerima keberadaan kelompok tetapi menolak pengendalian kelompok oleh individu tertentu. Fase ini akan berakhir jika memperoleh energi kepemimpinan yang relatif jelas dalam kelompok.
Norming
Norming atau pengaturan norma. Fase ini digambarkan oleh adanya perkembangan hubungan dan kelompok menunjukkan adanya kohesi atau kepaduanfase ini akan berakhir dengan adanya struktur kelompok yang semakin solid dan terjadi perumusan yang benar dan diterima atas berbagai harapan serta perilaku kelompok. 
Performing
Performing atau melaksanakan.Fase ini melihat fungsi kelompok berjalan dengan baik dan diterima oleh anggota. Jadi energi kelompok sudah bergerak dari tahap saling mengenal dan saling mengerti pelaksanaan tugas-tugas yang ada untuk kelompok yang relatif permanen. Fase ini merupakan fase terakhir dari fase perkembangan.
Enjoy
Enjoy learning atau pengakhiran. Fase ini merupakan fase terakhir yang ada pada kelompok yang bersifat temporer yang didalamnya tidak lagi berkenaan dengan pelaksanaan tugas-tugas tetapi dengan berakhirnya rangkaian kegiatan yang telah dibentuk sebelumnya.

Sebelum membentuk kelompok, hal yang perlu ditentukan pertama kali yaitu mengenai struktur kelompok dan pengambilan keputusan kelompok.
1.) Struktur kelompok merupakan struktur yang membentuk perilaku anggotanya dan memungkinkan untuk menjelaskan dan meramalkan sebagian besar perilaku individu di dalam kelompok maupun kinerja kelompok itu sendiri. Yang termasuk dalam variabel struktur antara lain adalah :
᥆ Kepemimpinan Formal 
Hampir setiap kelompok kerja mempunyai pimpinan formal informal yaitu seperti mempunyai jabatan misalnya manajer unit manajer bagian penyedia mandor pemimpin proyek kepala satuan tugas ataupun ketua komite pemimpin di sini memainkan peran penting dalam keberhasilan kelompok. 
᥆ Peran
Peran merupakan pola perilaku yang dimiliki seseorang untuk menduduki posisi tertentu dalam unit sosial tertentu. Shakespear mengatakan dunia itu hanya panggung sandiwara dan semua manusia di atasnya hanyalah para pemainnya. Jika di dalam kelompok semua anggota kelompok adalah aktor yang masing-masing memainkan peran-peran tertentu yang telah ditentukan. 

2.) Pengambilan keputusan kelompok
Pengambilan keputusan dalam suatu kelompok umumnya dimusyawarahkan dengan seluruh anggota kelompok, karena aspirasi dari seluruh anggota kelompok sangat dibutuhkan dalam musyawarah supaya mendapat hasil yang mufakat.  Dalam hal ini, kami meninjau ulang pengambilan keputusan kelompok,
a) Kelompok lawan individu
Keputusan kelompok akan lebih disukai daripada keputusan yang diambil secara individu. Faktor yang menkaji kekuatan dan kelemahan kelompok anatara lain. 
ᐉ Kekuatan pengambilan keputusan kelompok 
Kelompok menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap. Dengan menyatukan beberapa sumber dari individu kita mendapat banyak masukan kedalam proses keputusan. Kelompok menawarkan peningkatkan keragaman pandangan. Hal ini membuka peluang lebih banyak pendekatan dan alternatif yang perlu dipertimbangkan. Bukti menunjukkan bahwa kelompok hampir selalu akan berkinerja baik, bahkan lebih baik daripada individu. Dengan demikan akan dihasilkan keputusan yang bermutu lebih tinggi.
ᐉ Kelemahan pengambilan keputusan 
Pengambilan keputusan kelompok menghabiskan waktu lebih banyak untuk mencapaipemecahan menghabiskan waktu lebih banyak untuk mencapai pemecahan dibandingkan dalam kasus yang keputusannya diambil dari seseorang dibandingkan dalam kasus yang keputusannya diambil dari seseorang saja. Hasrat anggota-anggota kelompok untuk diterima dan dianggap sebagai aset bagi kelompok itu mengakibatkan dihentikannya setiap ketidaksepakatan yang muncul. Jika keputusan didominasioleh satu orang maka efektifitas seluruh anggota akan erkurang. Akhirnya keputusan kelompok menjadi tidak efektif akibat tanggung jawab yang ambigu. Apabila dalam keputusan individual, jelas siapa yang bertanggungjawab, dalam keputusan kelompok, tanggung jawab masing-masing anggota menjadi berkurang.

b) Efektivitas dan efisiensi 
Menurut kriteria ketetapan (akurasi), keputusan kelompok cenderung lebih tepat. Rata-rata kelompok mengambil keputusan dengan kualitas yang lebih baik daripada individu. Akan tetapi, jika efektivitas keputusan didefinisikan menurut kriteria kecepatan, individu lebih unggul. Dalam memutuskan sesuatu dalam kelompok yang harus dipetimabngkan ditumpahkan pada penilaian apakah akan meningkatkan efektivitas lebih dari cukup sehingga mampu mengimbangi kerugian efisiensi.  


Tim dalam Organisasi
1.) Ciri-ciri Kelompok dan Tim
Robert B. Maddux dalam bukunya “Team Building” membedakan antara kelompok dengan tim dengan menjelaskan ciri-ciri dari keduanya.
Berikut adalah ciri-ciri dari kelompok :
  1. Anggota menganggap pengelompokkan mereka semata-mata untuk kepentingan administratif. Individu bekerja secara mandiri, kadang-kadang berbeda tujuan dengan individu lainnya.
  2. Anggota cenderung memerhatikan dirinya sendiri karena tidak dilibatkan dalam penetapan sasaran. Kadang-kadang, pendekatannya hanya sebagai tenaga bayaran.
  3. Anggota diperintah untuk mengerjakan pekerjaan, bukan diminta saran untuk mencapai sasaran terbaik.
  4. Anggota tidak percaya pada motif rekan-rekan kerjanya karena tidak memahami peran anggota lainnya. Menyatakan pendapat atau menyampaikan kritik dianggap sebagai upaya memecah belah. 
  5. Anggota kelompok sangat berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya karena kurang toleransi.
  6. Apabila menerima diklat yang memadai, penerapannya sangat dibatasi oleh pemimpin.
  7. Anggota berada dalam suatu konflik tanpa mengetahui sebab dan cara pemecahan masalahnya.
  8. Anggota tidak didorong untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.

Berikut adalah ciri-ciri yang berkaitan dengan tim efektif:
  • Anggota menyadari ketergantungan diantara mereka dan memahami bahwa sasaran pribadi maupun tim paling baik dicapai dengan cara paling baik dicapai dengan cara saling mendukung. Waktu akan sangat efektif karena masing-masing sangat memahami dan tidak mencari keuntungan di atas anggota tim yang lain.
  • Anggota tim ikut merasa memiliki pekerjaan dan organisasinya karena mereka memiliki komitmen terhadap sasaran yang akan dicapai.
  • Anggota memiliki kontribusi terhadap keberhasilan organisasi.
  • Anggota bekerja dalam suasana saling percaya dan didorong untuk mengungkapkan ide, pendapat, ketidaksetujuan, serta mencestukan perasaan secara terbuka. Pertanyaan yang muncul akan disambut dengan baik.
  • Anggota menjalankan komunikasi dengan tulus. Mereka saling memahami sudut pandang masing-masing.
  • Para anggota didorong untuk menambah keterampilan dan menerapkannya dalam tim. Mereka menerima dukungan penuh dari tim.
  • Mereka menyadari bahwa konflik dalam tim merupakan hal yang wajar karena konflik memberikan kesempatan untuk mengembangkan ide dan kreativitas. Apabila terjadi, konflik akan diselesaikan secara konstruktif.
  • Anggota berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi tim. Meskipun mereka menyadari bahwa keputusan tetap ditangan apabila tim menemui jalan buntu. Tujuannya adalah memperoleh hasil yang positif. 

Selain ciri-ciri yang disebutkan diatas, Wandi. S. Barata dan Pius M. Sumaktoyo yang diambil dari buku “Mencapai Sasaran Melalui Kerja Sama Tim” dimana merupakan hasil alih bahasa dari buku “Achieving Goals Through Team Work” juga menyebutkan ciri-ciri tim yang efektif adalah sebagai berikut:
  1. Tim merupakan kumpulan orang yang bekerja sama dengan tujuan tertentu, demi mencapai sasaran-sasaran yang jelas yang diketahui oleh semua anggota tim dalam suasana saling memercayai dan penuh percaya diri serta mengutamakan kerja.
  2. Dalam suatu tim yang efektif, anggota kelompok bersedia menerima berbagai perbedaan dan sumbangan pemikiran serta masing-masing individu memiliki peran yang berbeda-beda.
  3. Pemecahan masalah dilaksanakan secara positif tanpa melibatkan kebencian individu.
  4. Para anggota dan pimpinan tim bersedia berbagi ilmu pengetahuan, informasi, dan keterampilan agar seluruh tim memiliki kemampuan yang sama. Dalam hal ini tidak terjadi penonjolan pribadi.
  5. Apabila terjadi perbedaan pendapat, mereka akan duduk bersama dan memecahkan permasalahan yang ada dengan kepala dingin dan memecahkan masalah secara terbuka.
  6. Pembagian dan pendelegasian tanggung jawab dengan orang-orang yang bekerja secara mandiri, tetapi tetap dalam kerangka kerja sama.
  7. Berbagai saran untuk memperbaiki kinerja organisasi diterima dengan baikwalaupun berasal dari anggota tim yang lain.
  8. Seluruh anggota tim tidak ragu-ragu mengambil inisiatif dan tindakan yang diperlukan, tanpa merasa cemas akan suara yang menentang. 

Menurut ciri-ciri yang telah disebutkan diatas, tim dapat disimpulkan sebagai suatu perkumpulan yang memiliki ikatan dan juga interaksi yang harmonis, sehingga memacu terjadinya perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan pribadi maupun sebuah organisasi. Tim yang efektif dapat terwujud apabila setiap anggota memiliki kefektifan yang tinggi. 
Berikut adalah tujuh resep sikap yang perlu dimiliki oleh setiap individu yang ingin mencapai keefektifan yang tinggi menurut Steven Covey (1997):
  1. Proaktif.
  2. Mendahulukan yang utama.
  3. Selalu memulai dengan tujuan akhir.
  4. Pendekatan menang-menang.
  5. Berusaha mengerti orang lain sebelum dimengerti orang lain.
  6. Selalu menciptakan sinergi, keterpaduan dan kebersamaan.
  7. Selalu mengasah dan mengembangkan diri, baik fisik, sosial maupun nilai-nilai. 

Setelah mengetahui tujuh resep sikap diatas, tentunya tidak semua individu yang ada didalam tim dapat menerapkannya. Apabila hal tersebut terjadi, pastinya kondisi organisasi sebagai tim tidak akan berhasil. 
Berikut adalah ciri-cirinya:
  1. Desain visi, misi, dan strategi organisasi yang kurang imaginable, feasible, communicable.
  2. Moral atau semangat tim rendah.
  3. Conflict of interest pribadi merebak.
  4. Kemampuan mental (intelegensia, kreativitas) rendah.
  5. Seleksi kurang berhasil.
  6. Kepribadian yang dominan introvert atau ekstrovert.
  7. Komposisi susunan tim yang kurang efektif.
  8. Ketidakjelasan peran tim dan anggota-anggotanya.
  9. Tertutup untuk dievaluasikan.
  10. Pemberdayaan kurang efektif.


2.) Manfaat Membangun Tim Efektif
Robert B. Maddux dalam bukunya “Team Building” mengatakan mengenai manfaat membangun tim yang efektif adalah sebagai berikut:
  1. Dengan adanya tim, sasaran yang realistis ditentukan, dan dapat dicapai secara optimal.
  2. Anggota tim dan pemimpin tim memiliki komitmen untuk saling mendukung satu sama lain.
  3. Anggota tim saling memahami prioritas anggota lainnya dan dapat saling membantu sama lain.
  4. Komunikasi bersifat terbuka, diskusi cara kerja baru atau memperbaiki kinerja berjalan secara baik karena anggota tim terdorong untuk lebih memikirkan permasalahannya.
  5. Pemecahan masalah lebih efektif karena kemampuan tim lebih memadai.
  6. Umpan balik kinerja lebih memadai karena anggota tim mengetahui apa yang diharapkan dan dapat membandingkan kinerja mereka terhadap sasaran tim.
  7. Konflik diterima sebagai hal yang wajar dan dianggap sebagai kesempatan untuk menyelesaikan masalah. Melalui diskusi, konflik bisa diselesaikan dengan maksimal.
  8. Keseimbangan tercapainya produktivitas tim dengan pemenuhan kebutuhan pribadi.
  9. Tim dihargai atas hasil yang sangat baik, dan setiap anggota dipuji atas kontribusi pribadinya.
  10. Anggota kelompok termotivasi untuk mengeluarkan ide-idenya dan mengujinya serta menularkannya dan mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.
  11. Anggota kelompok menyadari pentingnya disiplin sebagai kebiasaan kerja dan menyesuaikan perilakunya untuk mencapai standar kelompok.
  12. Anggota kelompok lebih berpartisipasi dalam bekerja sama dengan tim dan tim lainnya. 


Kerjasama dalam Membangun Tim yang Efektif
Kerja sama tim sangat diperlukan guna meningkatkan efiseinsi kerja baik itu di perusahaan multinasional, swasta maupun pemerintahan. Jika perusahaan tidak memiliki kerja sama yang kuat antara divisi satu dengan divisi lainnya, maka hasil dari kerjanya tidak akan memuaskan dan tidak efisien (tepat waktu). Perusahaan terdiri dari berbagai macam individu yang dituntut untuk bekerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan kerjasama tim guna mencapai target yang telah ditetapkan. Masalah kinerja bagi perusahaan adalah masalah yang sangat penting.Tanpa adanya kinerja yang baik tidak mungkin perusahaan dapat menghasilkan produk yang kompetitif.Peningkatan kinerja mempunyai implikasi yang positif bagi perusahaan itu sendiri, artinya perusahaan dapat menghasilkan kuantitas dan kualitas produk yang optimal dengan harga bersaing.Selain itu juga, mempunyai implikasi yang positif terhadap kualitas kehidupan karyawan, karena memberikan sumbangan terhadap peningkatan kualitas hidup karyawan. Kinerja karyawan akan meningkat bila didukung oleh penerapan sistem manajemen kinerja dan sistem pengembangan karir yang baik dan efektif serta penerapan kerjasama tim dan partisipasi karyawan. 
Kerja sama dalam suatu tim merupakan keunggulan kompetitif yang tertinggi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Bahkan ada yang menggambarkan kekuatan suatu tim sebagai berikut : “ Jika kamu dapat membuat semua orang di suatu organisasi menuju ke arah yang sama, kamu dapat menguasai industri apapun, di pasar manapun, menghadapi persaingan seperti apa dan kapanpun “. Membangun suatu tim yang kuat sangat dimungkinkan dan sebenarnya sederhana, tetapi memang sulit untuk diwujudkan. Karena kerja sama tim atau kelompok merupakan cara untuk menguasai beberapa perilaku anggota atau orang-orang dalam suatu organisasi yang tidak sama, yang secara teoritis tidak rumit, tetapi sangat sulit diterapkan dalam kenyataan sehari-harinya. Kerja sama tim atau kelompok yang baik akan tercipta jika setiap anggota tim atau kelompok memiliki komitmen yang sama. Oleh karena itu dalam melakukan kerja sama tim atau kelompok lebih banyak membutuhkan keberanian, ketekunan dan kedisiplinan. 
Menurut Dibyo Sumantri, agar kerjasama bisa terjalin dengan baik perlu adanya beberapa tahapan kesamaan sebagai berikut :
1.) Kesamaan Tempat. Kesamaan tempat ini bisa menjadi dasar bagi terwujudnya kerja sama. Karena dengan berada di tempat yang sama, akan memudahkan seluruh anggota kelompok atau organisasi untuk saling berkomunikasi, berdiskusi atau berargumentasi, sehingga memudahkan terwujudnya kerjasama.
2.) Kesamaan Pikiran Karena berada di tempat yang sama, memudahkan seluruh anggota kelompok atau semua pihak untuk menyamakan pikiran atau konsep pemikiran. Jika seluruh anggota kelompok atau organisasi sudah mempunyai kesamaan sudut pandang atau konsep pemikiran, maka akan mudah untuk mencari solusi atau pemecahan setiap masalah yang terjadi dalam organisasi, meskipun mereka tidak berada di tempat yang sama.
3.) Kesamaan Perasaan Dalam mengelola suatu organisasi, tidak mungkin seseorang selalu berfikir linier atau berfikir yang monoton. Karena pemikiran linier tersebut sudah diwakili oleh data atau dokumen. Sehingga pada tahap tertentu seseorang harus menggunakan perasaan untuk menyelesaikan masalah yang ada, khususnya yang berkaitan dengan policy, kebijakan, kebijaksanaan atau yang terkait dengan faktor eksternal.
4.) Kesamaan Jiwa Kesamaan jiwa ini merupakan tahap yang tertinggi dalam membangun kerjasama kelompok, dimana masing-masing anggota organisasi telah memahami seutuhnya tentang fungsi, tugas dan kewajibannya. Selain itu telah ada kepercayaan atau saling percaya diantara sesama anggota organisasi atau kelompok, sehingga akan terbentuk suatu kultur organisasi yang baik dan utuh. Pada tahapan ini, tidak akan banyak terjadi perbedaan pendapat, dan jika masih ada perbedaan pendapat tidak akan menimbulkan prasangka buruk diantara mereka. 
Tim dinamis adalah tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi, tim yang dapat memanfaatkan segala energi  yang ada dalam tim tersebut untuk menghasilkan sesuatu. Tim dinamis merupakan tim yang penuh dengan rasa percaya diri, tim yang para anggotanya menyadari kekuatan dan kelemahannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. 
Berikut adalah manfaat dari membangun tim dinamis:
  • Menyatakan dengan jelas misi dan tujuannya

Visi adalah gambaran akan datang yang merupakan cita-cita. Visi ini digambarkan dalam bentuk misi. Suatu organisasi atau tm yang dinamis harus mampu menjelaskan misi tersebut ke dalam tujuan tim, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Tanpa memiliki tujuan yang jelas, tim tidak akan mengetahui ke arah mana akan melangkah, sehingga akan terombang ambing tertiup angin. Pemimpin yang dinamis harus mampu memastikan bahwa semua anggota kelompok terlibat dalam perumusan tujuan tim.
  • Beroperasi secara kreatif

Dalam pelaksanaan kerja tim sangat kreatif dan dinamis dengan memperhitungkan resiko yang ada dan selalu mencoba cara berbeda dalam melakukan sesuatu. Mereka tidak takut menghadapi  kegagalan-kegagalan dan selalu  mencari-cari peluang untuk mengimplementasikan teknik yang baru. Mereka bersikap luwes dan kreatif  dalam memcahkan masalah-masalah.
  • Memfokuskan pada hasil

Tim yang dinamis  mampu memberikan hasil yang melampaui kemampuan jumlah individu yang menjadi anggotanya. Para anggota tim secara terus-menerus memenuhi komitmen waktu, anggaran, produktivitas, dan mutu “ proktivitas optimum” merupakan tujuan bersama.
  • Memperjelas peran dan tanggung jawab

Peran dan tanggung jawab anggota tim jelas. Setiap anggota tim mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan dari dirinya dan  mengetahui dengan jelas peran temannya dalam tim. Tim yang dinamis selalu memperbaharui peran dan tanggung jawab anggotanya sesuai dengan perubahan tuntutan, sasaran, dan teknologi.
  • Diorganisasikan dengan baik

Tim dinamis menjalankan fungsi-fungsi menajemen dengan baik, menetapkan prosedur secara jelas serta kebijakan dengan jelas, tim juga menginventariskan jenis keterampilan yang dimiliki oleh para anggota timnya.
  • Dibangun diatas kekuatan individu

Komperensi individu sangat diperhatikan sehingga  pimpinan tim memahami betul kekuatan dan kelemahan anggota timnya. Oleh karena itu, program pembinaan sangat diharapkan. Pimpinan tim sangat memerhatikan pemeberdayaan timnya sehingga dalam pemberdayaan disesuaikan dengan kompetensi agoota tim.
  • Saling mendukung kepemimpinan anggota yang lain.

Kepemimpinan dibagi diantara para anggotanya. Jadi, tidak ada pimpinan yang mutlak. Setiap anggota tim memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pimpinan tim.

Dalam mewujudkan tim yang dinamis tidak semudah membalikkan tangan, tetapai merupakan rangkaian perkembangan dari suatu tahapan. Berikut adalah tahapan perkembangan tim.
Menetapkan arah (drive)
Tim harus memfokuskan pada misinya dan membuat garis besar strategi yang akan ditempuh, serta menetapkan tujuan, prioritas, dan prosedur kerja, serta perturan bagi tim.
Bergerak (strive)
Pada tahap ini, peran dan tanggung jawab anggota tim ditetapkan dengan jelas. Beberapa kendala akan dihadapi dengan penuh bijaksana bersama dengan seluruh anggota tim sehingga seluruh permasalahan dapat dihadapi dengan arif dan bijaksna.
Mempercepat gerak (thrive)
Fase yang memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas secara maksimal. Dalam memecahkan masalah digunakan umpan balik dari sesama anggota, manajemen konflik, kerja sama, dan pembuatan keputusan yang efektif.
Sampai (arrive)
Dengan kerja sama tim yang kompak, tim akan mencapai puncakdengan berhasil mengatasi semua kendala yang ada dan akhirnya mecapai prestasi yang luar biasa. Namun apabila fase ini belum mencapai puncak idealnya, tim harus ditinjau kembali dengan melaksanakan konsolidasi upaya, misalnya berkoordinasi secara maksimal. Disamping itu, perlu meninjau kembali sasaran-sasaran yang telah ada, apakah masih relevan ataau tidak. 
Tim yang dinamis dapat berjalan dengan baik apabila anggota dari tim dapat membangun rasa kebersamaan secara efektif. Untuk membangun rasa kebersamaan dalam tim, setiap anggota kelompok harus menerima keberagaman anggota tim. Hal ini dikarenakan, pada dasarnya setiap tim terdiri dari berbagai individu yang memiliki latar belakang, perilaku, dan pengalaman yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tim akan efektif apabila dibangun berdasarkan kebersamaan, tidak memandang pangkat,  suku, dan golongan, menunjukkan rasa saling percaya, saling menghargai, dan dilandasi oleh keterbukaan.  Suatu tim harus memiliki anggota yang memiliki karakteristik yang berorientasi pada opini, persamaan, dan tujuan.
a.) Berorientasi pada opini
  • Berlawanan dengan orang yang bersifat dogmatis akan mengarahkan pada tindakan tidak mengutuk orang lain
  • Memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan atau bahkan mengisyaratkan agar orang lain memberi posisiistimewa pada gagasannya.
  • Saling meminta ide dari anggota kelompok yang lain
  • Tidak hanya memfokuskan pada idenya sendiri,tapi mengivestigasi pendapat orang lain

b.) Berorientasi pada persamaan.
  • Tim ini akan melihat keragaman sebagai suatu keunggulan.
  • Mengandalkan pada sesama anggota
  • Kepercayaan kepada anggota tim untuk meningkatkan produktivitas

c.) Berorientasi pada tujuan
  • Memungkinkan tidak mengenal konflik disebabkan oeh keunikan masing-masing kelompok.
  • Keseluruhan anggota tim berorientasi pada tuuan yang sama
  • Keunikan anggota kelompok yang muncul segera dapat diatasi, tidak dibiarkan menjadi masalah baru. 


Kesimpulan
Kelompok adalah suatu unit yang terdiri atas sekelompok atau sekumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama dalam suatu wadah tertentu. Sedangkan, tim dapat disimpulkan sebagai suatu perkumpulan yang memiliki ikatan dan juga interaksi yang harmonis, sehingga memacu terjadinya perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan pribadi maupun sebuah organisasi. Tim yang efektif dapat terwujud apabila setiap anggota memiliki kefektifan yang tinggi.







TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

No comments

Advertiser